Selasa, 14 April 2015

UTS STATISTIK ANGKATAN HAFIZ DKK.



SOAL UJIAN STATISTIK
1. Buat contoh langkah-langkah membuat soal angket dari variable X,  mulai dari pengertian   variable,
sampai terbentuknya angket itu, Untuk variable X nya , lihat judul di pada table di bawah.
 2. berilah hasil  jawaban anak dari variable X, seolah-olah 5 orang anak yang menjawab
3. hitung analisis jawaban per anak sampai rata-rata kelompok/kelasnya
4. dari variable X nya saja, dan berdasarkan hasil jawaban anak,hitung :mean,media,modus,dan Standar Deviasi. Jangan lupa berikan penafsiran dari hasil perhitungan tersebut,sehingga maksud jawan anda dapat difahami orang
ATIKAH
 JUDUL
FITRI SYAHRIANI
 Pengaruh kenakalan remaja terhadap motivasi belajar
GINA CHAERUNNISA
 Hubungan kontinuitas melihat acara TV terhadap prestasi belajar
LIA SUSANA
 Pengaruh keteladan guru sekolah terhadap karakter anak
MOHAMAD SAOQI ABDULLAH
 Pengaruh kesejahteraan keluarga terhadap minat belajar anak
MUSH'AB HUWAIDI
 Pengaruh  latar belakang pendidikan agama anak,terhadap  motivasi belajar anak
SEPTIAN YUDHI SUPRIANTO
 Pengaruh kecerdasan emosional anak  terhadap karakter anak
YUNI MULYANI SARI
 Pengaruh  keberanian sosial anak terhadap kemampuan bergaul
HAFIED FAUZAN MUHAROM
 Pengaruh kemampuan bahasa Arab terhadap prestasi Pendidikan Agama Islam
FAUZIAH RAHMAH
 Hubungan traumatik anak terhadap sosialisasi anak
NAZLA NURMALA
 Hubungan pendidikan keluarga terhadap karakter anak

Senin, 13 April 2015

KURIKULUM SILANG BAHASA



KURIKULUM SILANG BAHASA


Oleh
Ediat ,M.Pd.





 

















PROGRAM STUDI  PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AT-TAQWA KPAD GEGERKALONG BANDUNG



























BAB I
PENDAHULUAN

A.       LATAR BELAKANG MASALAH
Bahasa adalah alat yang paling utama dalam kehidupan kita untuk berkomunikasi. Tanpa bahasa sudah dipastikan tidak akan terjalin hubungan antara sesama manusia, atau juga akan terjadinya kesimpangsiuran komunikasi, tidak akan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi , tidak akan terjadinya persatuan antara bangsa dan lain-lain yang berhubungan dengan fungsinya suatu bahasa.
Ketika Alloh SWT. Mengajarkan ilmu kepada Nabi Adam , maka disuruhlah Nabi Adam menyebutkan nama-nama yang diketahuianya, maka Adam menyebutkan nama-nama yang diketauinya (dengan bahasa).
          Karena begitu pentingnya peran bahasa, maka tidak lah heran bila semua orang ingin menggali dan menggalinya, memahami bahasa orang lain juga akan semakin memahami kebudayaan orang lain, pentransferan ilmu dari orang lain dan lain-lain.
          Termasuk dalam dunia pendidikan, nampak begitu pentingnya penggunaan bahasa. Tanpa bahasa tidak mungkin bisa saling menerima ilmu pengetahuan. Apa pun bentuknya dari ilmu pengethuan, maka disanalah perlunya bahasa sebagaijembatannya.Misalnya saja, seseorang akan belajar dan mengajar suatu ilmu matematika misalnya, maka siguru menyampaikan dengan bahasa yang dapat dimengerti anak didiknya. Atau  juga sebaliknya, seorang yang menuntut ilmu dari gurunya ia akan berusaha memahaminya dengan cara menyimak betul apa yang diucapkan gurunya. Baik itu guru yang sebahasa atau guru yang berbeda bahasanya dikarenakan kita menuntut ilmu itu dari  negeri manca misalnya.
          Dari uraian di atas ternyata tidak mungkin sebagai manusia sebagai mahluk social melepaskan diri dari berbahasa, dan terutama dalam dunia pendidikan apa pun latar belakang keilmuan seseorang ia memerlukan pemahama terhadap bahasa yang digunakannya  terhadap ilmu itu baik sebagai pemberi atau penerima. Karena bahasa diperlukan di semua lini dalam proses pembelajaran dan bahasa berperan sebagai jembatan dari semua sisi materi pembelajran ,maka bahasa menjadi memilkiki kepentingan yang menyilang kemana-mana tidak hanya ke bahasanya itu sendiri . Dengan tepatnya bahasa sebagai silang kurikulum terhadap setiap materi pelajaran.

B.        PERUMUSAN MASALAH
          Keingintahuan tentang silang bahasa dalam pendidikan atau istilah kurikulum silang bahasa, maka diuraikanlah permasalahan yang ingin diketahui yaitu tentang :
1.    Apakah yang dimaksud dengan pengertian kurikulum silang bahasa itu ?
2.    Apa yang menjadi latar belakang  bahasa dijadikan silang kurikulum?
3.    Apa saja kenyataan Problematika pendidikan di lapangan yang  berhubungan dengan bahasa ?
4.    Bagaimana solusi dalam mengatasi probelematika tersebut ?

C.       TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.          Ingin mengetahui arti kurikulum silang bahasa
2.          Ingin mengetahui hal-hal yang menjadi latar belakang  bahasa dijadikan silang kurikulum
3.          Ingin mengetahui problematika pendidikan di lapangan yang berhubungan dengan kebahasaan yang melatar belakangi perlunya kurikulum silang bahasa
4.          Ingin mengetahui cara – cara mengatasi permasalahan tersebut

D.      PROSEDUR PEMBAHASAN
Metode yang digunakan dalam pembahasan masalah ini adalah Pendekatan melalui pengkajian studi kepustakaan yaitu menggali informasi dari berbagai buku-buku pustaka dan media masa. Juga mengamati kenyataan di lapangan.












BAB II
PEMBAHASAN

A.    ARTI KURIKULUM SILANG BAHASA
Guru Besar Fakultas Bahasa dan Seni (FPBS) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Prof Dr Haryadi. mengatakan bahwa karena bahasa Indonesia berfungsi ganda, yakni sebagai materi dan sebagai bahasa pengantar di semua lembaga pendidikan formal, maka Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia dapat digunakan sebagai jembatan ke arah pencapaian standar kompetensi lintas kurikulum .
Dari uraian Beliau itulah menggambarkan definisi dari kurikulum silang bahasa. Artinya bahasa itu memilki fungsi ganda, yakni sebagai materi dan sebagai bahasa pengantar di semua lembaga pendidikan formal. Ketika kita mempelajari suatu bahasa maka kita bukan hanya sedang  mempelajari bahasa itu saja, tapi  kita juga sedang mempelajari hal lain yang berhubungan dengan penggunaan bahasa tersebut
Untuk lebih jelasnya kita lihat contoh uraian tentang peran bahasa Arab adalah sebagai berikut :
Ketika kita sedang mempelajari bahasa Arab, maka berarti:
a.      kita sedang mempelajari yang berhubungan dengan agama (sholat, berdo’a,fiqih, Tajwid. Balaghah,tafsir, hadis , ushul fiqih, balaghah dll.) karena sholat tidak sah tanpa menggunakan bahasa Arab. Maka sholat memerlukan bahasa yang harus dipelajari yaitu bahasa Arab.Ketika kita sedang mempelajari bahasa Arab, maka di sanalah kita membahas makharijulhuruf, sehingga secara tidak langsung kita sedang mempelajari ilmu tajwid,belum lagi istila-istilah dalam tajwid adalah menggunakan bahasa Arab. Begitu pula dengan ilmu-ilmu agama lainnya.
b.        Atau sedang mempelajari alat komunikasi dengan dunia internasional, karena bahasa Arab sebagai bahasa dunia khususnya dunia Arab.
c.        Atau sedang mempelajari kebudayaan /adat istiadat yang berhubungan dengan sumber bahasa, atau juga sejarah bahasanya tersebut.
d.        Atau juga sedang memepelajari etika berbahasa yang baik.
e.         Atau juga sedang mempelajari transliterasi atas bahasa Indonesia.
f.          dll.
Di sinilah sangat terasa kaitan erat antara bahasa dengan fungsi bahasa itu sendiri. Bahasa Arab berperan bukan hanya untuk bahasanya sendiri tapi untuk yang menggunakan bahasa tersebut.Mempelajari bahasa Arab berarti sedang mempelajari agama, mempelajari agama berarti kita sedang mempelajari bahasa Arab. Kait mengkait inilah disebut bahasa berperan ganda dan disebut dengan istilah kurikulum silang bahasa.

Sesuai yang dikatakan oleh Prof.Dr. Haryadi di atas, maka begitu juga dengan bahasa Indonesia yang memilki fungsi ganda, maka bahasa Indonesia ini akan digunakan oleh siapapun yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dalam Proses Belajar Mengajar.


B.        LATAR BELAKANG  BAHASA DIJADIKAN SEBAGAI KURIKULUM SILANG
Semakin sesuatu itu memiliki kedudukan dan banyak fungsi atau manfaat, maka akan semakin banyak pula yang membutuhkan tentang sesuatu itu.
Begitu pula dengan bahasa, semakin memiliki kedudukan dan banyak manfaat/fungsi dari suatu bahasa itu terhadap yang lainnya, maka bahasa ini akan dibutuhkan oleh yang lainnya itu. Maka untuk melihat kenapa bahasa itu dijadikan suatu materi yang sangat diperlukan , maka sejauh mana dedudukan dan fungsi dari  bahasa itu.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional  adalah :
1.    Lambang kebanggaan kebangsaan; kita dimanapun berada harus membina untuk memelihara dan mengembangkan pemakaiannya
2.    Lambang identitas nasional; bahasa Indonesia dapat memilki identitasnya apabila  masyarakat pemakainya  membina dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga ia bersih  dari unsur-unsur bahasa lain, terutama bahasa asing seperti bahasa Inggris yang tidak benar-benar diperlukan.
3.    Alat memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya  dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia; dengan bahasa Indonesia  memungkinkan terlaksananya  penyatuan berbagai suku bangsa yang memiliki latar belakang social  budaya dan bahasa  yang berbeda-beda  ke dalam satu kesatuan  kebangsaan yang bulat  yang memungkinkan berbagai suku bangsa itu  mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu  dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai  sosial budaya serta latar belakang  bahasa daerah yang bersangkutan.
4.    Alat  perhubungan antar daerah dan antar budaya; berkat adanya bahasa Indonesia kita dapat berhubungan satu  dengan yang lain sedemikian rupa sehigga kesalahfahaman seabagai akibat  perbedaan latar  belakang sosial  budaya dan bahasa tidak perlu dikhawatirkan.
Sedangkan Fungsi bahasa Indonesia diantaranya adalah:
1.       Bahasa resmi kenegaraan ; pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan. Bahasa Indonesia ini dipakai  didalam segala upacara, peristiwa dan kegiatan kenegaraan baik  bentuk lisan maupun tulisan. Misalnya dalam administrasi pemerintahan, dokumen-dokumen keputusan, surat menyurat dan pidato kenegaraan .
Maka dari itu, penguasaan bahasa Indonesia perlu dijadikan salah satu faktor yang menentukan  di dalam pengembangan ketenagaan  seperti penerimaan karyawan baru, kenaikan pangkat baik  sipil maupun militer dan pemberian tugas-tugas khusus baik di dalam maupun di luar negeri.
2.       Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi; Penyebarluasan  ilmu pengetahuan dan teknologi modern  serta manfaat  yang dapat diberikannya kepada perancanaan dan pelaksanaan kita, baik melalui penulisan dan penterjemahan buku teks serta penyajian  pelajaran di lembaga-lembaga pendidikan maupun melalui sarana-sarana lain di luar lembaga-lembaga pendidikan, dilaksankan dengan menggunakan bahasa Indonesia.
3.       Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan  pemerintah
4.       Bahasa Pengantar dalam dunia pendidikan; sudah tidak bisa dielakan lagi baik lisan atau tulisan bahasa Indonesia akan digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah-sekolah.

Dari kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia itu maka yang harus digaris bawahi sehubungan dengan fungsi kebahasaan dengan dunia pendidikan kita adalah :
1.    Menggunakan bahasa Indonesia dalam dunia pendidikan harus menjadi kebanggaan kita bersama karena akan mencerminkan bangsa yang mempunya identitas.
2.    Bahasa Indonesia bisa mengkomunikasikan antar suku yang berbeda bahasa daerahnya, sehingga dengan bahasa ini bisa terjalin komunikasi tanpa batas dalam satu bangsa.
3.    Bahasa Indonesia diperlukan dalam pendidikan kepemerintahan
4.    Pentransferan ilmu pengetahuan dari dunia manca kepada masyarakat perlu diterjemahakan ke dalam bahasa Indonesia sehingga akan diserap oleh masyarakat Indonesia.
5.    Setiap guru dalam proses belajar mengajar hendaknya memiliki kemampuan pemakaian bahasa yang efektif dalam arti mudah dipahami ketika menyampaikan materi pelajaran dan memiliki kemampuan menulis yang indah dan benar sehingga lebih enak dipandang mata karena rapih lebih nyaman dibanding dengan tidak rapih. Juga tidak kalah pentingnya guru juga memperhatikan bahasa tubuh sebagai bahasa komunikasi dalam dunia pendidikan.





C.    PROBLEMATIKA KENYATAAN DI LAPANGAN PENDIDIKAN
Dari uraian tentang bahasa hubungannya dengan dunia pendidikan maka dapat ditemukan sebuah kenyataan permasalahan bahwa:
1.    Rasa kebanggaan dalam system pendidikan terhadap bahasa Indonesia sudah mulai luntur bahkan kadang tidak dimiliki oleh seseorang. Perasaan bangga adalah perasaan jiwa atas bahasa tersebut sehingga orang yang memilki jiwa terhadap bahasa maka ia akan memiliki perhatian terhadap bahasa tersebut. Perasaan jiwa terhadap bahasa akan sangat berbeda antara seorang lulusan sastra dan bukan lulusan sastra. Tapi pada hakikatnya bahasa Indonesia karena sebagai bahasa kita, maka kitapun harus memiliki rasa bangga terhadap bahasa itu.
2.    Perilaku adalah cerminan dari sebuah hasil pendidikan. Baik buruk identitas dan budaya daerah, akan ditransfer oleh orang lain karena bisa dikomunikasikan dengan bahasa, atau karena bergaul dengan menggunakan bahasa. Pergaulan seseorang itulah kadang ada sisi kehidupan yang kurang baik yang akan diserap oleh yang lainnya karena bisa dikomunikasikan dengan bahasa setelah terjadinya pergaulan /komunikasi antar daerah yang berbeda. Budaya suatu daerah belum tentu cocok dengan daerah lainnya. Dirasakan menjadi hal yang kurang baik bagi suatu daerah bila bertentangan dengan norma daerah tersebut.
3.    Bahasa Indonesia yang digunakan dalam system pemerintahan sebagaimana telah diuraikan di atas, sangat perlu disampaikan/dipelajari dalam ilmu pendidikan kepemerintahan. Tapi pada kenyataannya tidak semua dewan yang duduk dalam kepemerintahan memiliki kemampuan dalam berbahasa yang baik dan benar baik bahasa lisan, tulisan atau pun bahasa tubuh. Banyak diantara dewan pemerintahan yang tidak memilki kemampuan menguasai teknik penulisan surat menyurat yang benar atau memiliki kemampuan berpidato yang menimbulkan rasa empati.
4.    Kadang ada beberapa buku sebagai alat transfer ilmu pengetahuan dan teknologi masih menggunakan sesuai dengan bahasa aslinya. Sehingga si pembaca ketika membaca suatu buku pengetahuan yang diterjemahkan dari negeri manca itu memilki kebingungan, apa arti / tema dari bacaan tersebut. Seorang penterjemah yang menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia walaupun paham terhadap bahasa aslinya tapi tidak memilki kepahaman terhadap bahasa Indonesia, maka hasil terjemahannya itu sulit ditangkap oleh orang lain yang membacanya.
5.    Sedangakan yang langsung berhubungan dengan proses pembelajaran muncul probelmatika diantaranya :
a.     Dalam menerangkan suatu materi pelajaran, karena guru kurang menguasai fungsi bahasa sebagai alat transfer ilmu pengetahuan di kelas, maka akan mengakibatkan materi yang disampaian sulit ditangkap maksudnya oleh siswa atau anak. Suasana penggunaan bahasa kurang segar atau tidak ada variasi akan  menimbulkan efek ngantuk atau adanya kejenuhan bagi siswa. Bahasa tubuh yang kurang pas dalam penerapan di kelas akan mengganggu terhadap suatu proses pembelajaran sehingga komunikasi antara anak dan guru menjadi kurang harmonis. Seorang guru dalam menyampaikan mata pelajaran yang sama, akan diserap oleh siswa dengan daya serap yang berbeda dikarenakan guru yang satu berbeda dalam proses penyampaian tutur lisan dengan guru yang lainnya sehingga akan dirasakan guru yang ini berbeda dengan guru yang itu. Tentunya hal ini guru menyampaikan taktik mengajar dengan  bahasa yang berbeda. Dalam pengertian lain si murid akan mengatakan bahwa guru itu lebih enak disimak dari guru ini.
b.     Kurang rapihnya guru dalam menulis satu tulisan yang menyebabkan anak baru bisa membaca setelah mengamati , maka tentunya kurang baik bila dibanding dengan tulisan guru yang rapih dan mudah dibaca.
Dalam penulisan soal ujian buat anak kadang selain guru tidak membiasakan penggunaan huruf-huruf kapital dan non-kapital, guru juga kadang menggunakan tulisan yang sulit ditangkap maksudnya dari soal tersebut oleh si anak. Sehingga si anak sulit menjawab dari soal tersebut walaupun soalnya mudah. Atau sering kejadian jawaban yang diharapkan atau dimaksud guru tidak sesuai dengan jawaban siswa karena guru salah menuliskan maksud dari soal tersebut dan anak salah menangkap maksud yang diinginkan dari jawaban soal tersebut sesuai dengan maksud si guru.
c.      Latar belakang seorang calon guru mempelajari bahasa Indonesia hanya idealisme sesaat.
Ketika seseorang / calon guru misalnya sedang belajar bahasa Indonesia karena merupakan syarat mata kuliah yang harus ditempuh sehingga harus mendapat nilai yang bagus, dia akan betul-betul memperhatikan kaidah dan keindahan bahasa Indonesia. Ketika seorang guru sudah lulus perkuliahan dan mengajar yang bukan pelajaran bahasa Indonesia, ia tidak terlalu merasa terikat dengan aturan kaidah bahasa Indonesia yang sudah dipelajarinya. Hal ini akan menimbulkan penafian isi dari bahasa yang baik dan benar tentang bahasa Indonesia, baik dalam penulisan atau ucapan.
Sejalan dengan itu seorang dosen Evaluasi mengatakan bahwa soal yang dibuat oleh guru matematika kurang memperhatikan penulisan yang benar yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.
d.     Munculnya pertengkaran antara guru dan guru atau siswa dan siswa atau guru dan siswa atau kepala sekolah dan guru bisa ditimbulkan oleh salah pengucapan dari suatu bahasa,sehingga bisa salah dalam menafsirkan suatu ucapan. Selamatnya manusia adalah dengan menyelamatkan lidahnya.
e.      Bahasa akan menggambarkan peradaban suatu kaumnya. Baik bahasa akan menceminkan baik perilakunya, jelek bahasa akan mencerminkan jelek pribadinya. Begitu pula bahasa yang digunakan seorang anak dari suatu almamater sekolah akan menggambarkan almamater sekolah tersebut.


D.   SOLUSI PROBLEMATIKA
Menurut Prof.Dr.Haryadi, solusi yang harus dilakukan dengan kurikulum bahasa adalah :
1. Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan terpadu dan lintas kurikulum.
2. Dalam pendekatan terpadu, komponen bahasa yang satu dapat dikaitkan dengan komponen bahasa yang lain, begitu pula keterampilan bahasa yang satu dikaitkan dengan keterampilan bahasa yang lain.
3. Dalam lingkup yang lebih luas, keterpaduan dapat dilakukan antara pendidikan bahasa dan sastra Indonesia dengan mata pelajaran yang lain. Belajar bahasa dan belajar bidang studi bukan merupakan kegiatan terpisah.
Ia mengemukakan, salah satu contoh penerapan pendekatan lintas kurikulum yang pernah dicobakan pada siswa Sekolah Dasar SD adalah model 'calistung' (baca tulis hitung).
Model itu berusaha memadukan keterampilan bahasa, komponen bahasa, dan mata pelajaran lain, misalnya membaca, menulis, kosakata, struktur, sastra, dan berhitung.
Menurut dia, model calistung dirancang agar proses pendidikan bahasa terutama membaca dan menulis lebih bermakna. Artinya, pendidikan bahasa Indonesia diberdayakan untuk transfer ilmu.
Prinsip yang digunakan dalam calistung adalah keterpaduan antar keterampilan bahasa, komponen bahasa, dan berhitung, dan materi pembelajaran sangat diperlukan untuk pendukung kecakapan hidup.
4. Pemberdayaan lingkungan sebagai sumber belajar, pembelajaran menekankan aktivitas siswa dalam interaksi sosial yang nyata, kreativitas yang memungkinkan guru untuk merancang pembelajaran yang integratif, efektif, efisien, dan menyenangkan.
5. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, guru bahasa Indonesia harus memiliki kompetensi pembelajaran bahasa. Artinya, setiap guru bahasa Indonesia dituntut menguasai komponen pembelajaran.
Dengan demikian, guru bahasa seharusnya menguasai bahan yang diajarkan, metode dalam proses belajar mengajar bahasa, jenis dan prosedur penilaian, tipe latihan berbahasa, pengelolaan kelas, teknik pendidikan.
6.    Selain itu, dapat menentukan dan menguasai silabi pelajaran, dapat memanfaatkan media pengajaran yang tersedia, menguasai tujuan pengajaran bahasa dan aktivitas untuk mencapai tujuan tersebut.
7.    Idealnya guru pendidikan bahasa dan sastra Indonesia memiliki sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia, kata pria kelahiran Kebumen, Jawa Tengah, 12 Agustus 1946.
Menurut dia, sikap positif terhadap bahasa Indonesia mencakup kebanggaan, kecintaan, dan kesadaran terhadap bahasa Indonesia. Indikatornya adalah perilaku menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi nasional.
"Guru harus berusaha menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sedangkan sikap positif terhadap sastra ditunjukkan oleh tingkat apresiasinya terhadap sastra," katanya.
Dalam proses Pengajaran bahasa, menurut Azies dan Alwasilah (1996: 95-101) mejelaskan dalam bukunya bahwa teknik bermain peran banyak dipakai dalam pengajaran bahasa karena kegiatan belajar dan mengajar dengan teknik ini sangat menyenangkan. Bermain peran bisa bisa dilakukan dengan mengikuti dialog yang ada dalam wacana, bisa berperan bebas sesuai dengan imajinasi dan kreatifitas para pembelajar. Dalam melaksanakan teknik bermain peran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya memilih peran. Peserta kegiatan ini memiliki identitas baru sesuai dengan tokoh yang diperankannya. Latihan menjadi orang lain ini menjadi simulasi. Suasana kelas menjai sangat menarik yang satu maenjadi tokoh tertentu dan yang harus bertanya.
Kegiatan ini bisa dilakukan dengan berpasangan. Setelah itu beberapa pasang yang lain diminta tampil untuk mengulangi percakapannya. Dalam bermain peran ada dua atau lebih yang dipraktekan oleh para pembelajar. Para pembelajar diberi terlebih dahulu ungkapan-ungkapan berupa kalimat dan kosa kata yang berkaitan dengan topik pembicaraan pada sesi tertentu. Jadi bermain peran bisa diadakan dengan mengaplikasikan bentuk-bentuk bahasa yang ada dalam dialog. Mungkin saja berperan ini tidak murni komunikatif tetapi merupakan bentuk lain latihan komuniksi. Adapula bermain peran yang bebas yaitu para pembelajar hanya diberi bentuk bahasa lisan kemudian mereka sendiri yang embuat skenarionya. Mungkin tipe ini lebih disenangi para pembelajar karena mereka memiliki beberapa keunggulan, karena memungkinkan:
  • Anak  dapat berkomunikasi dalam berbagai situasi otentik
  • memacu kreativitas mahasiswa dalam mempraktekkan apa yang telah mereka ketahui, memperbaiki kekurangannya dan mengembangkan pengetahuan-nya.
  • Anak  dapat berpartisipasi aktif dalam permainan yang sedang berkembang.
  • anak mempunyai otonomi yang lebih luas serta sikap bertanggung jawab dalam pembelajarannya karena dosen hanya membimbing.
  • anak dapat bersenang-senang karena teknik ini memungkinkan terciptanya suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan.
















BAB III
KESIMPULAN
Karena bahasa Indonesia memiliki peran ganda yaitu sebagai bahasa dirinya sendiri dan sebagai alat dalam pembelajaran materi lain, maka diperlukan adanya silang kurikulum bahasa, artinya bahasa itu harus dipelajari atau dipahami oleh setiap materi yang mengunakan bahasa Indonesia sebagai pengantarnya.
Bila seorang guru tidak memilki kompetensi berbahasa, maka akan menimbulkan kekuarng efektifan dalam menyampaikan suatu materi pelajaran. Secara luas bukan hanya guru yang harus menguasai kompetensi berbahasa tapi siapapun yang berkepentingan dengan bahasa Indonesia, maka ia harus juga menguasai kompetensi berbahasa yang benar.
Kurikulum silang bahasa dimana bahasa menjadi kurikulum terpadu disemua bidang adalah solusi yang terbaik untuk menangani problematika kemampuan seseorang dalam berbahasa.







DAFTAR PUSTAKA
1.                      M.E.Suhendar Drs.,M.Pd. dkk., (1992), MKDU Bahasa Indonesia (kebahasaan), Bandung: Pionir Jaya,
2.                      Badudu,Prof. Dr.J.S, (1983),Membina Bahasa Indonesia Baku (1) , Bandung: Pustaka Prima
3.                      Halim, Amran (ed). (1976), Politik Bahasa Nasional (1), Jakarta: Pusat Pembinan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
4.                      Azies, Furqonul & Alwasilah, Chaedar. (1996). Pengajaran Bahasa Komunikatif Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya.