KURIKULUM
SILANG BAHASA
Oleh
Ediat ,M.Pd.
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AT-TAQWA KPAD GEGERKALONG BANDUNG
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Bahasa adalah alat yang paling utama
dalam kehidupan kita untuk berkomunikasi. Tanpa bahasa sudah dipastikan tidak
akan terjalin hubungan antara sesama manusia, atau juga akan terjadinya
kesimpangsiuran komunikasi, tidak akan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi , tidak akan terjadinya persatuan antara bangsa dan lain-lain yang
berhubungan dengan fungsinya suatu bahasa.
Ketika Alloh SWT. Mengajarkan ilmu
kepada Nabi Adam , maka disuruhlah Nabi Adam menyebutkan nama-nama yang
diketahuianya, maka Adam menyebutkan nama-nama yang diketauinya (dengan
bahasa).
Karena
begitu pentingnya peran bahasa, maka tidak lah heran bila semua orang ingin
menggali dan menggalinya, memahami bahasa orang lain juga akan semakin memahami
kebudayaan orang lain, pentransferan ilmu dari orang lain dan lain-lain.
Termasuk
dalam dunia pendidikan, nampak begitu pentingnya penggunaan bahasa. Tanpa
bahasa tidak mungkin bisa saling menerima ilmu pengetahuan. Apa pun bentuknya
dari ilmu pengethuan, maka disanalah perlunya bahasa sebagaijembatannya.Misalnya
saja, seseorang akan belajar dan mengajar suatu ilmu matematika misalnya, maka
siguru menyampaikan dengan bahasa yang dapat dimengerti anak didiknya.
Atau juga sebaliknya, seorang yang
menuntut ilmu dari gurunya ia akan berusaha memahaminya dengan cara menyimak
betul apa yang diucapkan gurunya. Baik itu guru yang sebahasa atau guru yang
berbeda bahasanya dikarenakan kita menuntut ilmu itu dari negeri manca misalnya.
Dari
uraian di atas ternyata tidak mungkin sebagai manusia sebagai mahluk social
melepaskan diri dari berbahasa, dan terutama dalam dunia pendidikan apa pun
latar belakang keilmuan seseorang ia memerlukan pemahama terhadap bahasa yang digunakannya terhadap ilmu itu baik sebagai pemberi atau
penerima. Karena bahasa diperlukan di semua lini dalam proses pembelajaran dan
bahasa berperan sebagai jembatan dari semua sisi materi pembelajran ,maka
bahasa menjadi memilkiki kepentingan yang menyilang kemana-mana tidak hanya ke
bahasanya itu sendiri . Dengan tepatnya bahasa sebagai silang kurikulum
terhadap setiap materi pelajaran.
B.
PERUMUSAN MASALAH
Keingintahuan
tentang silang bahasa dalam pendidikan atau istilah kurikulum silang bahasa,
maka diuraikanlah permasalahan yang ingin diketahui yaitu tentang :
1.
Apakah yang dimaksud dengan pengertian kurikulum silang
bahasa itu ?
2.
Apa yang menjadi latar belakang bahasa dijadikan silang kurikulum?
3.
Apa saja kenyataan Problematika pendidikan di lapangan yang berhubungan dengan bahasa ?
4.
Bagaimana solusi dalam mengatasi probelematika tersebut ?
C.
TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah :
1.
Ingin mengetahui arti kurikulum silang bahasa
2.
Ingin mengetahui hal-hal yang menjadi latar belakang bahasa dijadikan silang kurikulum
3.
Ingin mengetahui problematika pendidikan di lapangan yang
berhubungan dengan kebahasaan yang melatar belakangi perlunya kurikulum silang
bahasa
4.
Ingin mengetahui cara – cara mengatasi permasalahan tersebut
D.
PROSEDUR PEMBAHASAN
Metode yang digunakan dalam pembahasan
masalah ini adalah Pendekatan melalui pengkajian studi kepustakaan yaitu
menggali informasi dari berbagai buku-buku pustaka dan media masa. Juga
mengamati kenyataan di lapangan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
ARTI KURIKULUM SILANG BAHASA
Guru
Besar Fakultas Bahasa dan Seni (FPBS) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Prof
Dr Haryadi. mengatakan bahwa karena bahasa Indonesia berfungsi ganda, yakni
sebagai materi dan sebagai bahasa pengantar di semua lembaga pendidikan formal,
maka Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia dapat digunakan sebagai jembatan ke
arah pencapaian standar kompetensi lintas kurikulum .
Dari uraian Beliau itulah menggambarkan definisi dari
kurikulum silang bahasa. Artinya bahasa itu memilki fungsi ganda, yakni sebagai
materi dan sebagai bahasa pengantar di semua lembaga pendidikan formal. Ketika
kita mempelajari suatu bahasa maka kita bukan hanya sedang mempelajari bahasa itu saja, tapi kita juga sedang mempelajari hal lain yang
berhubungan dengan penggunaan bahasa tersebut
Untuk lebih jelasnya kita lihat contoh uraian tentang peran
bahasa Arab adalah sebagai berikut :
Ketika kita sedang mempelajari bahasa Arab, maka berarti:
a.
kita sedang
mempelajari yang berhubungan dengan agama (sholat, berdo’a,fiqih, Tajwid.
Balaghah,tafsir, hadis , ushul fiqih, balaghah dll.) karena sholat tidak sah
tanpa menggunakan bahasa Arab. Maka sholat memerlukan bahasa yang harus
dipelajari yaitu bahasa Arab.Ketika kita sedang mempelajari bahasa Arab, maka
di sanalah kita membahas makharijulhuruf, sehingga secara tidak langsung kita
sedang mempelajari ilmu tajwid,belum lagi istila-istilah dalam tajwid adalah
menggunakan bahasa Arab. Begitu pula dengan ilmu-ilmu agama lainnya.
b.
Atau sedang mempelajari alat komunikasi dengan dunia
internasional, karena bahasa Arab sebagai bahasa dunia khususnya dunia Arab.
c.
Atau sedang mempelajari kebudayaan /adat istiadat yang
berhubungan dengan sumber bahasa, atau juga sejarah bahasanya tersebut.
d.
Atau juga sedang memepelajari etika berbahasa yang baik.
e.
Atau juga sedang mempelajari transliterasi atas bahasa
Indonesia.
f.
dll.
Di sinilah sangat terasa kaitan erat antara
bahasa dengan fungsi bahasa itu sendiri. Bahasa Arab berperan bukan hanya untuk
bahasanya sendiri tapi untuk yang menggunakan bahasa tersebut.Mempelajari
bahasa Arab berarti sedang mempelajari agama, mempelajari agama berarti kita
sedang mempelajari bahasa Arab. Kait mengkait inilah disebut bahasa berperan
ganda dan disebut dengan istilah kurikulum silang bahasa.
Sesuai yang dikatakan oleh Prof.Dr.
Haryadi di atas, maka begitu juga dengan bahasa Indonesia yang memilki fungsi
ganda, maka bahasa Indonesia ini akan digunakan oleh siapapun yang menggunakan
bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dalam Proses Belajar Mengajar.
B.
LATAR BELAKANG BAHASA
DIJADIKAN SEBAGAI KURIKULUM SILANG
Semakin sesuatu itu memiliki kedudukan
dan banyak fungsi atau manfaat, maka akan semakin banyak pula yang membutuhkan
tentang sesuatu itu.
Begitu pula dengan bahasa, semakin memiliki
kedudukan dan banyak manfaat/fungsi dari suatu bahasa itu terhadap yang
lainnya, maka bahasa ini akan dibutuhkan oleh yang lainnya itu. Maka untuk
melihat kenapa bahasa itu dijadikan suatu materi yang sangat diperlukan , maka
sejauh mana dedudukan dan fungsi dari
bahasa itu.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional adalah :
1.
Lambang kebanggaan kebangsaan; kita dimanapun berada harus
membina untuk memelihara dan mengembangkan pemakaiannya
2.
Lambang identitas nasional; bahasa Indonesia dapat memilki
identitasnya apabila masyarakat
pemakainya membina dan mengembangkannya
sedemikian rupa sehingga ia bersih dari
unsur-unsur bahasa lain, terutama bahasa asing seperti bahasa Inggris yang
tidak benar-benar diperlukan.
3.
Alat memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar
belakang sosial budaya dan bahasanya
masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia; dengan bahasa
Indonesia memungkinkan
terlaksananya penyatuan berbagai suku
bangsa yang memiliki latar belakang social
budaya dan bahasa yang
berbeda-beda ke dalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat yang memungkinkan berbagai suku bangsa
itu mencapai keserasian hidup sebagai
bangsa yang bersatu dengan tidak perlu
meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan.
4.
Alat perhubungan
antar daerah dan antar budaya; berkat adanya bahasa Indonesia kita dapat
berhubungan satu dengan yang lain
sedemikian rupa sehigga kesalahfahaman seabagai akibat perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa tidak perlu dikhawatirkan.
Sedangkan Fungsi bahasa Indonesia diantaranya adalah:
1.
Bahasa resmi kenegaraan ; pemakaian bahasa Indonesia sebagai
bahasa resmi kenegaraan. Bahasa Indonesia ini dipakai didalam segala upacara, peristiwa dan kegiatan
kenegaraan baik bentuk lisan maupun
tulisan. Misalnya dalam administrasi pemerintahan, dokumen-dokumen keputusan, surat
menyurat dan pidato kenegaraan .
Maka
dari itu, penguasaan bahasa Indonesia perlu dijadikan salah satu faktor yang
menentukan di dalam pengembangan
ketenagaan seperti penerimaan karyawan
baru, kenaikan pangkat baik sipil maupun
militer dan pemberian tugas-tugas khusus baik di dalam maupun di luar negeri.
2.
Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi; Penyebarluasan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern serta
manfaat yang dapat diberikannya kepada
perancanaan dan pelaksanaan kita, baik melalui penulisan dan penterjemahan buku
teks serta penyajian pelajaran di
lembaga-lembaga pendidikan maupun melalui sarana-sarana lain di luar
lembaga-lembaga pendidikan, dilaksankan dengan menggunakan bahasa Indonesia.
3.
Alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah
4.
Bahasa Pengantar dalam dunia pendidikan; sudah tidak bisa
dielakan lagi baik lisan atau tulisan bahasa Indonesia akan digunakan dalam
proses pembelajaran di sekolah-sekolah.
Dari kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia itu maka yang harus digaris bawahi sehubungan dengan fungsi kebahasaan
dengan dunia pendidikan kita adalah :
1.
Menggunakan bahasa Indonesia dalam dunia pendidikan harus
menjadi kebanggaan kita bersama karena akan mencerminkan bangsa yang mempunya
identitas.
2.
Bahasa Indonesia bisa mengkomunikasikan antar suku yang
berbeda bahasa daerahnya, sehingga dengan bahasa ini bisa terjalin komunikasi
tanpa batas dalam satu bangsa.
3.
Bahasa Indonesia diperlukan dalam pendidikan kepemerintahan
4.
Pentransferan ilmu pengetahuan dari dunia manca kepada
masyarakat perlu diterjemahakan ke dalam bahasa Indonesia sehingga akan diserap
oleh masyarakat Indonesia.
5.
Setiap guru dalam proses belajar mengajar hendaknya memiliki
kemampuan pemakaian bahasa yang efektif dalam arti mudah dipahami ketika
menyampaikan materi pelajaran dan memiliki kemampuan menulis yang indah dan
benar sehingga lebih enak dipandang mata karena rapih lebih nyaman dibanding
dengan tidak rapih. Juga tidak kalah pentingnya guru juga memperhatikan bahasa
tubuh sebagai bahasa komunikasi dalam dunia pendidikan.
C.
PROBLEMATIKA KENYATAAN DI LAPANGAN PENDIDIKAN
Dari uraian tentang bahasa hubungannya dengan dunia
pendidikan maka dapat ditemukan sebuah kenyataan permasalahan bahwa:
1.
Rasa kebanggaan dalam system pendidikan terhadap bahasa
Indonesia sudah mulai luntur bahkan kadang tidak dimiliki oleh seseorang.
Perasaan bangga adalah perasaan jiwa atas bahasa tersebut sehingga orang yang
memilki jiwa terhadap bahasa maka ia akan memiliki perhatian terhadap bahasa
tersebut. Perasaan jiwa terhadap bahasa akan sangat berbeda antara seorang lulusan
sastra dan bukan lulusan sastra. Tapi pada hakikatnya bahasa Indonesia karena
sebagai bahasa kita, maka kitapun harus memiliki rasa bangga terhadap bahasa
itu.
2.
Perilaku adalah cerminan dari sebuah hasil pendidikan. Baik
buruk identitas dan budaya daerah, akan ditransfer oleh orang lain karena bisa
dikomunikasikan dengan bahasa, atau karena bergaul dengan menggunakan bahasa.
Pergaulan seseorang itulah kadang ada sisi kehidupan yang kurang baik yang akan
diserap oleh yang lainnya karena bisa dikomunikasikan dengan bahasa setelah
terjadinya pergaulan /komunikasi antar daerah yang berbeda. Budaya suatu daerah
belum tentu cocok dengan daerah lainnya. Dirasakan menjadi hal yang kurang baik
bagi suatu daerah bila bertentangan dengan norma daerah tersebut.
3.
Bahasa Indonesia yang digunakan dalam system pemerintahan
sebagaimana telah diuraikan di atas, sangat perlu disampaikan/dipelajari dalam
ilmu pendidikan kepemerintahan. Tapi pada kenyataannya tidak semua dewan yang
duduk dalam kepemerintahan memiliki kemampuan dalam berbahasa yang baik dan
benar baik bahasa lisan, tulisan atau pun bahasa tubuh. Banyak diantara dewan
pemerintahan yang tidak memilki kemampuan menguasai teknik penulisan surat
menyurat yang benar atau memiliki kemampuan berpidato yang menimbulkan rasa
empati.
4.
Kadang ada beberapa buku sebagai alat transfer ilmu
pengetahuan dan teknologi masih menggunakan sesuai dengan bahasa aslinya.
Sehingga si pembaca ketika membaca suatu buku pengetahuan yang diterjemahkan
dari negeri manca itu memilki kebingungan, apa arti / tema dari bacaan
tersebut. Seorang penterjemah yang menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
walaupun paham terhadap bahasa aslinya tapi tidak memilki kepahaman terhadap
bahasa Indonesia, maka hasil terjemahannya itu sulit ditangkap oleh orang lain
yang membacanya.
5.
Sedangakan yang langsung berhubungan dengan proses
pembelajaran muncul probelmatika diantaranya :
a. Dalam menerangkan suatu materi
pelajaran, karena guru kurang menguasai fungsi bahasa sebagai alat transfer
ilmu pengetahuan di kelas, maka akan mengakibatkan materi yang disampaian sulit
ditangkap maksudnya oleh siswa atau anak. Suasana penggunaan bahasa kurang
segar atau tidak ada variasi akan menimbulkan
efek ngantuk atau adanya kejenuhan bagi siswa. Bahasa tubuh yang kurang pas
dalam penerapan di kelas akan mengganggu terhadap suatu proses pembelajaran
sehingga komunikasi antara anak dan guru menjadi kurang harmonis. Seorang guru
dalam menyampaikan mata pelajaran yang sama, akan diserap oleh siswa dengan
daya serap yang berbeda dikarenakan guru yang satu berbeda dalam proses
penyampaian tutur lisan dengan guru yang lainnya sehingga akan dirasakan guru
yang ini berbeda dengan guru yang itu. Tentunya hal ini guru menyampaikan
taktik mengajar dengan bahasa yang
berbeda. Dalam pengertian lain si murid akan mengatakan bahwa guru itu lebih
enak disimak dari guru ini.
b. Kurang rapihnya guru dalam menulis satu
tulisan yang menyebabkan anak baru bisa membaca setelah mengamati , maka
tentunya kurang baik bila dibanding dengan tulisan guru yang rapih dan mudah
dibaca.
Dalam
penulisan soal ujian buat anak kadang selain guru tidak membiasakan penggunaan
huruf-huruf kapital dan non-kapital, guru juga kadang menggunakan tulisan yang
sulit ditangkap maksudnya dari soal tersebut oleh si anak. Sehingga si anak
sulit menjawab dari soal tersebut walaupun soalnya mudah. Atau sering kejadian
jawaban yang diharapkan atau dimaksud guru tidak sesuai dengan jawaban siswa
karena guru salah menuliskan maksud dari soal tersebut dan anak salah menangkap
maksud yang diinginkan dari jawaban soal tersebut sesuai dengan maksud si guru.
c. Latar belakang seorang calon guru
mempelajari bahasa Indonesia hanya idealisme sesaat.
Ketika
seseorang / calon guru misalnya sedang belajar bahasa Indonesia karena merupakan
syarat mata kuliah yang harus ditempuh sehingga harus mendapat nilai yang bagus,
dia akan betul-betul memperhatikan kaidah dan keindahan bahasa Indonesia. Ketika
seorang guru sudah lulus perkuliahan dan mengajar yang bukan pelajaran bahasa
Indonesia, ia tidak terlalu merasa terikat dengan aturan kaidah bahasa
Indonesia yang sudah dipelajarinya. Hal ini akan menimbulkan penafian isi dari
bahasa yang baik dan benar tentang bahasa Indonesia, baik dalam penulisan atau
ucapan.
Sejalan
dengan itu seorang dosen Evaluasi mengatakan bahwa soal yang dibuat oleh guru
matematika kurang memperhatikan penulisan yang benar yang disesuaikan dengan
tingkat perkembangan anak.
d. Munculnya pertengkaran antara guru dan
guru atau siswa dan siswa atau guru dan siswa atau kepala sekolah dan guru bisa
ditimbulkan oleh salah pengucapan dari suatu bahasa,sehingga bisa salah dalam
menafsirkan suatu ucapan. Selamatnya manusia adalah dengan menyelamatkan
lidahnya.
e. Bahasa akan menggambarkan peradaban
suatu kaumnya. Baik bahasa akan menceminkan baik perilakunya, jelek bahasa akan
mencerminkan jelek pribadinya. Begitu pula bahasa yang digunakan seorang anak
dari suatu almamater sekolah akan menggambarkan almamater sekolah tersebut.
D.
SOLUSI PROBLEMATIKA
Menurut
Prof.Dr.Haryadi, solusi yang harus dilakukan dengan kurikulum bahasa adalah :
1. Pendidikan bahasa
dan sastra Indonesia dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan terpadu dan
lintas kurikulum.
2. Dalam pendekatan
terpadu, komponen bahasa yang satu dapat dikaitkan dengan komponen bahasa yang
lain, begitu pula keterampilan bahasa yang satu dikaitkan dengan keterampilan
bahasa yang lain.
3. Dalam lingkup
yang lebih luas, keterpaduan dapat dilakukan antara pendidikan bahasa dan
sastra Indonesia dengan mata pelajaran yang lain. Belajar bahasa dan belajar bidang
studi bukan merupakan kegiatan terpisah.
Ia mengemukakan, salah satu contoh
penerapan pendekatan lintas kurikulum yang pernah dicobakan pada siswa Sekolah
Dasar SD adalah model 'calistung' (baca tulis hitung).
Model itu berusaha memadukan
keterampilan bahasa, komponen bahasa, dan mata pelajaran lain, misalnya
membaca, menulis, kosakata, struktur, sastra, dan berhitung.
Menurut dia, model calistung
dirancang agar proses pendidikan bahasa terutama membaca dan menulis lebih
bermakna. Artinya, pendidikan bahasa Indonesia diberdayakan untuk transfer
ilmu.
Prinsip yang digunakan dalam
calistung adalah keterpaduan antar keterampilan bahasa, komponen bahasa, dan
berhitung, dan materi pembelajaran sangat diperlukan untuk pendukung kecakapan
hidup.
4. Pemberdayaan
lingkungan sebagai sumber belajar, pembelajaran menekankan aktivitas siswa
dalam interaksi sosial yang nyata, kreativitas yang memungkinkan guru untuk
merancang pembelajaran yang integratif, efektif, efisien, dan menyenangkan.
5. Dalam hubungannya
dengan kegiatan belajar mengajar, guru bahasa Indonesia harus memiliki
kompetensi pembelajaran bahasa. Artinya, setiap guru bahasa Indonesia dituntut
menguasai komponen pembelajaran.
Dengan demikian, guru bahasa
seharusnya menguasai bahan yang diajarkan, metode dalam proses belajar mengajar
bahasa, jenis dan prosedur penilaian, tipe latihan berbahasa, pengelolaan
kelas, teknik pendidikan.
6.
Selain itu,
dapat menentukan dan menguasai silabi pelajaran, dapat memanfaatkan media
pengajaran yang tersedia, menguasai tujuan pengajaran bahasa dan aktivitas
untuk mencapai tujuan tersebut.
7.
Idealnya guru
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia memiliki sikap positif terhadap bahasa
dan sastra Indonesia, kata pria kelahiran Kebumen, Jawa Tengah, 12 Agustus
1946.
Menurut dia, sikap positif terhadap
bahasa Indonesia mencakup kebanggaan, kecintaan, dan kesadaran terhadap bahasa
Indonesia. Indikatornya adalah perilaku menggunakan bahasa Indonesia sebagai
alat komunikasi nasional.
"Guru harus berusaha
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sedangkan sikap positif
terhadap sastra ditunjukkan oleh tingkat apresiasinya terhadap sastra,"
katanya.
Dalam proses Pengajaran bahasa,
menurut Azies dan Alwasilah (1996: 95-101) mejelaskan dalam bukunya bahwa
teknik bermain peran banyak dipakai dalam pengajaran bahasa karena kegiatan
belajar dan mengajar dengan teknik ini sangat menyenangkan. Bermain peran bisa
bisa dilakukan dengan mengikuti dialog yang ada dalam wacana, bisa berperan
bebas sesuai dengan imajinasi dan kreatifitas para pembelajar. Dalam
melaksanakan teknik bermain peran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
diantaranya memilih peran. Peserta kegiatan ini memiliki identitas baru sesuai
dengan tokoh yang diperankannya. Latihan menjadi orang lain ini menjadi simulasi.
Suasana kelas menjai sangat menarik yang satu maenjadi tokoh tertentu dan yang
harus bertanya.
Kegiatan ini bisa dilakukan dengan berpasangan. Setelah itu beberapa pasang
yang lain diminta tampil untuk mengulangi percakapannya. Dalam bermain peran ada
dua atau lebih yang dipraktekan oleh para pembelajar. Para pembelajar diberi
terlebih dahulu ungkapan-ungkapan berupa kalimat dan kosa kata yang berkaitan
dengan topik pembicaraan pada sesi tertentu. Jadi bermain peran bisa diadakan
dengan mengaplikasikan bentuk-bentuk bahasa yang ada dalam dialog. Mungkin saja
berperan ini tidak murni komunikatif tetapi merupakan bentuk lain latihan
komuniksi. Adapula bermain peran yang bebas yaitu para pembelajar hanya diberi
bentuk bahasa lisan kemudian mereka sendiri yang embuat skenarionya. Mungkin
tipe ini lebih disenangi para pembelajar karena mereka memiliki beberapa
keunggulan, karena memungkinkan:
- Anak dapat berkomunikasi dalam berbagai
situasi otentik
- memacu kreativitas mahasiswa
dalam mempraktekkan apa yang telah mereka ketahui, memperbaiki
kekurangannya dan mengembangkan pengetahuan-nya.
- Anak dapat berpartisipasi aktif dalam
permainan yang sedang berkembang.
- anak mempunyai otonomi yang
lebih luas serta sikap bertanggung jawab dalam pembelajarannya karena
dosen hanya membimbing.
- anak dapat bersenang-senang
karena teknik ini memungkinkan terciptanya suasana kelas yang nyaman dan
menyenangkan.
BAB
III
KESIMPULAN
Karena bahasa Indonesia memiliki peran
ganda yaitu sebagai bahasa dirinya sendiri dan sebagai alat dalam pembelajaran
materi lain, maka diperlukan adanya silang kurikulum bahasa, artinya bahasa itu
harus dipelajari atau dipahami oleh setiap materi yang mengunakan bahasa
Indonesia sebagai pengantarnya.
Bila seorang guru tidak memilki
kompetensi berbahasa, maka akan menimbulkan kekuarng efektifan dalam
menyampaikan suatu materi pelajaran. Secara luas bukan hanya guru yang harus
menguasai kompetensi berbahasa tapi siapapun yang berkepentingan dengan bahasa
Indonesia, maka ia harus juga menguasai kompetensi berbahasa yang benar.
Kurikulum silang bahasa dimana bahasa
menjadi kurikulum terpadu disemua bidang adalah solusi yang terbaik untuk
menangani problematika kemampuan seseorang dalam berbahasa.
DAFTAR PUSTAKA
1.
M.E.Suhendar Drs.,M.Pd. dkk., (1992), MKDU Bahasa Indonesia
(kebahasaan), Bandung: Pionir Jaya,
2.
Badudu,Prof. Dr.J.S, (1983),Membina Bahasa Indonesia Baku (1)
, Bandung: Pustaka Prima
3.
Halim, Amran (ed). (1976), Politik Bahasa Nasional (1), Jakarta:
Pusat Pembinan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
4.
Azies, Furqonul & Alwasilah, Chaedar. (1996). Pengajaran
Bahasa Komunikatif Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya.